Menu Atas

Wamen RI Fasih Bahasa Arab, 'Teriakan' Gaza di Depan Putra Mahkota Saudi

Admin
| November 14, 2024 WIB Last Updated 2024-11-14T01:30:42Z

Anis Matta, Wakil Menteri RI (Foto:Dok Anis Matta)
 

GELORAKAN,-- Anis Matta, Wakil Menteri RI, membuat perhatian publik saat ia mewakili Indonesia dalam KTT Luar Biasa Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang digelar di Riyadh, Arab Saudi, pada hari Senin (waktu setempat). 

Dalam acara tersebut, Anis Matta terlihat dengan lancar menggunakan Bahasa Arab saat menyapa Putra Mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman (MBS). Ia juga menggunakan Bahasa Arab untuk menyampaikan pandangan Indonesia di hadapan para pemimpin yang hadir.

Baca Juga : Presiden Prabowo Bertemu Presiden Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC

"Saya mewakili Presiden Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, dan delegasi Indonesia, menyampaikan terima kasih yang tulus kepada Pangeran Mohammed Bin Salman atas undangannya untuk hadir dalam KTT yang penuh berkah ini," ujar Anis Matta dalam sebuah video yang diunggah oleh KBRI Riyadh di akun Instagram resmi @Indonesianinriyadh pada Selasa (12/11/2024).

Anis Matta kemudian melanjutkan untuk menggambarkan penderitaan yang dialami oleh rakyat Gaza, Palestina, akibat serangan Israel. Ia bahkan menyebutnya sebagai genosida terhadap warga Gaza.

"KTT yang luar biasa ini, sebagaimana yang kami pahami, merupakan respons terhadap tantangan eksistensial yang dihadapi Palestina. Ini adalah upaya kolektif dari dua organisasi besar, Liga Arab dan OKI, untuk menyelamatkan Palestina dengan segala kekuatan dan sumber daya yang kita miliki," ungkapnya.

Baca Juga : Presiden Prabowo Dorong Investasi Perusahaan AS dalam Pertemuan dengan USINDO di Washington DC

Selanjutnya, Anis Matta menegaskan bahwa kepemimpinan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak memahami bahasa perdamaian. Ia menilai Tel Aviv hanya mengerti bahasa penindasan, kekejaman, dan kekuatan, sehingga keputusan Mahkamah Internasional yang meminta penghentian serangan tidak dihormati.

"Oleh karena itu, kami berharap KTT ini menghasilkan keputusan yang nyata dan memuat semangat respons terhadap hukuman kolektif yang telah diterapkan," tambahnya.

Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah pemimpin dari negara-negara Arab dan Muslim, termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Wakil Presiden Iran Mohammad Reza Aref, serta Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati.

Baca Juga : Prabowo Subianto Ucapkan Selamat Kepada Presiden terpilih Donald Trump, Saling Memberikan Pujian

Dalam pernyataan penutup, para pemimpin yang hadir mengutuk keras tindakan tentara Israel yang mereka anggap sebagai kejahatan genosida, terutama di Jalur Gaza Utara dalam beberapa minggu terakhir. Mereka menggambarkan tindak kekerasan tersebut sebagai penyiksaan, eksekusi, penghilangan paksa, dan pembersihan etnis.

Mereka juga mengecam upaya Israel untuk memperkuat pendudukannya di Yerusalem Timur yang diduduki dengan menyebutnya sebagai 'ibu kota abadi' wilayah Palestina. Para pemimpin ini menyerukan penyatuan Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur di bawah negara Palestina.

"Kami menegaskan kembali kedaulatan penuh Negara Palestina atas Yerusalem Timur yang diduduki, yang merupakan ibu kota abadi Palestina, dan menolak segala keputusan atau tindakan Israel yang bertujuan untuk melakukan Yahudisasi serta memperkuat pendudukan kolonial atas kota tersebut," kata mereka dalam pernyataan akhir pertemuan puncak itu.

Baca Juga : Anis Matta Wamenlu Urusan Dunia Islam, Presiden Prabowo Nyatakan Dukung Penuh Kemerdekaan Palestina

Milisi Palestina Hamas, yang saat ini terlibat dalam konflik dengan Israel, merespon pernyataan tersebut dengan menyatakan perlunya tindakan konkret dari negara-negara Arab dan Muslim untuk merealisasikan janji tersebut.

"Pembentukan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya memerlukan upaya yang lebih cepat dan solusi praktis untuk memaksa Israel menghentikan agresi dan genosida terhadap rakyat kami," kata Hamas dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh AFP.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel yang baru, Gideon Saar, menanggapi hal ini dengan menilai bahwa pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya adalah hal yang 'tidak realistis'.***

Sumber : CNBCIndonesia

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Wamen RI Fasih Bahasa Arab, 'Teriakan' Gaza di Depan Putra Mahkota Saudi
DomaiNesia

Trending Now