Semua negara di dunia saat ini sedang menjajaki penggunaan teknologi kripto |
GELORAKAN, -- Hampir semua negara di dunia saat ini sedang menjajaki penggunaan mata uang virtual yang berbasis teknologi kripto, yang dikenal sebagai central bank digital currency (CBDC).
Seperti dikutip dari Reuters, sebanyak 134 negara yang mewakili 98 persen perekonomian global sedang mempertimbangkan penerbitan mata uang virtual. Dari jumlah tersebut, setengahnya telah memasuki tahap adopsi yang lebih maju. China, Bahama, dan Nigeria bahkan telah menggunakan mata uang virtual dalam transaksi sehari-hari.
Baca Juga : Prediksi Harga Hamster Kombat 2024 hingga 2030 : $HMSTR
Josh Lipsky dan Ananya Kumar dari lembaga penelitian Atlantic Council di Amerika Serikat menyatakan bahwa penggunaan mata uang virtual mengalami peningkatan pesat di negara-negara yang telah meluncurkan CBDC, seperti Bahama, Jamaika, dan Nigeria. Transaksi CBDC China, yang dikenal dengan nama e-CNY, tercatat meningkat empat kali lipat menjadi US$ 987 miliar.
"Ada anggapan bahwa di negara yang telah merilis CBDC, tingkat penggunaannya rendah. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, kami melihat peningkatan signifikan," ujar Lipsky. "Kami memprediksi bahwa bank sentral China akan meluncurkan CBDC sepenuhnya dalam setahun ke depan."
Baca Juga : Pi Network : Cara Baru Bertransaksi di Era Digital !
Perkembangan signifikan lainnya adalah langkah Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral AS untuk berpartisipasi dalam program CBDC lintas batas negara bersama enam bank sentral lainnya. Lipsky menyebut langkah The Fed sebagai terobosan, mengingat AS selama ini menjadi salah satu negara yang paling lambat mengadopsi CBDC karena masalah privasi. Pada bulan Mei, Kongres AS bahkan menerbitkan Undang-Undang yang melarang penggunaan CBDC ritel, yaitu mata uang virtual yang dapat digunakan oleh masyarakat umum.
Baca Juga : Cek Fakta : Pi Network Segera Open Mainnet, Harga Diprediksi Akan Melejit...
Sistem CBDC wholesale, yang digunakan untuk transaksi antar-bank, kini telah mencapai 13 proyek. Proyek dengan pertumbuhan terbesar adalah mBridge, yang menghubungkan China, Thailand, Uni Emirat Arab, Hong Kong, dan Arab Saudi. Konon, proyek ini akan terus diperluas ke negara lain.
CBDC juga mengalami perkembangan di Rusia, di mana rubel digital kini dapat digunakan di wilayah Moskow dan untuk pembelian bensin di SPBU. Selain itu, Iran dilaporkan sedang menyiapkan rial digital.
"Apapun yang terjadi di Pemilu AS, The Fed sudah tertinggal bertahun-tahun," kata Lipsky.***
Sumber : reuter