GELORAKAN.COM, -- Pavel Durov, pendiri dan CEO Telegram, dilaporkan telah ditangkap di Perancis. Informasi ini disampaikan oleh Mario Nawfal, seorang pengamat kripto terkemuka, melalui media sosial X.
Nawfal mengungkapkan, “Pihak berwenang Perancis baru saja menangkap Pavel Durov dan proyek blockchain TON yang didukung oleh pejabat Rusia.”
Menurut decrypt.co, penangkapan ini dilakukan oleh Kantor Anti-Penipuan Nasional Perancis dan langsung berdampak pada penurunan tajam nilai Toncoin (TON), kripto yang terhubung dengan Telegram.
Baca Juga : Apa itu Bitcoin? Panduan Singkat untuk Pemula...
Koin TON: Apa Kabar?
Segera setelah berita penangkapan Durov muncul, Toncoin mengalami penurunan hampir 17 persen dalam waktu 24 jam, dari US$ 6,80 menjadi US$ 5,61. Meskipun Telegram sempat mengembangkan The Open Network secara internal, proyek ini terpaksa dihentikan pada tahun 2020 akibat tekanan regulasi.
Namun, proyek ini tetap berkembang dengan dukungan komunitas dan Telegram semakin mengintegrasikan jaringan ini ke dalam platform mereka. Akibatnya, harga Toncoin sempat meningkat lebih dari 300 persen dalam setahun terakhir.
Kabar Penangkapan Durov
Durov, yang berusia 39 tahun, ditangkap dengan tuduhan serius terkait aktivitas ilegal yang diduga terjadi di platform Telegram. Media Perancis melaporkan bahwa Telegram dituding lalai dalam mencegah pengguna yang terafiliasi dengan terorisme, penjualan narkoba, barang curian, dan penipuan. Tuduhan ini menyoroti kekhawatiran mengenai bagaimana Telegram mengelola konten pengguna.
Penangkapan ini menarik perhatian karena Durov biasanya menghindari bepergian ke negara-negara dengan pengawasan ketat terhadap Telegram.
Baca Juga : 6 Pakar Kriptografi yang Diduga sebagai Satoshi Nakamoto
Seorang penyidik yang enggan disebutkan namanya menyebutkan bahwa Durov kemungkinan akan ditahan hingga proses persidangan dimulai. Hingga saat ini, Telegram belum memberikan pernyataan resmi mengenai penangkapan tersebut.
Reaksi Kedutaan dan Pejabat Rusia
Kedutaan Besar Rusia di Perancis telah memberikan tanggapan terkait penangkapan ini. Pihak kedutaan menyatakan bahwa mereka belum dihubungi oleh perusahaan terkait. Namun, kedutaan tengah menyiapkan langkah cepat untuk mengonfirmasi berita tersebut.
Baca Juga : Heboh...., CEO Telegram Ditangkap ! Netizen Himbau Backup Data Sebelum Aplikasi Dimatikan
Beberapa pejabat Rusia, seperti Mikhail Ulyanov, perwakilan Rusia di organisasi internasional di Wina, mengkritik tindakan Perancis.
Ulyanov menyatakan, “Orang-orang yang terlibat dalam dunia informasi internasional perlu menyadari bahwa mengunjungi negara-negara dengan otoritarianisme tinggi bisa berisiko,” melalui akun pribadinya di X.
Sumber : decrypt