GELORAKAN.COM, -- Tiongkok telah mengumumkan keputusannya untuk beralih dari dolar AS sebagai mata uang utama untuk transaksi internasional, dan memilih untuk mengadopsi mata uang digital Pi Network, Pi, untuk transaksi harian di dalam negeri.
Kehadiran Pi Network dan toko pembayaran dengan Pi Tiongkok (foto : twitter@cryptoleakvn2) |
Pergeseran signifikan ini menggarisbawahi meningkatnya minat Tiongkok dalam mengeksplorasi mata uang alternatif dan memanfaatkan teknologi keuangan inovatif.:
Keputusan untuk beralih dari dolar AS terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat, serta kekhawatiran terhadap stabilitas sistem keuangan global.
Baca Juga : Blok BRICS Berencana Mengganti Dolar AS dengan Cryptocurrency untuk Perdagangan
Dengan menggunakan mata uang kripto Pi Network, Tiongkok bertujuan untuk menegaskan kontrol yang lebih besar atas kebijakan moneternya dan mengurangi ketergantungannya pada mata uang fiat tradisional.
Sementara itu, Pi Network , platform mata uang digital terdesentralisasi, terus mendapatkan daya tarik di Tiongkok, dengan semakin banyak toko dan bisnis yang memilih untuk menerima Pi sebagai bentuk pembayaran.
Peningkatan adopsi ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan terhadap teknologi Pi Network dan potensinya untuk merevolusi cara orang bertransaksi dan menyimpan nilai.
Baca Juga : Teknologi Blockchain dan Smart Contract, Masa Depan yang Menjanjikan...
Salah satu faktor utama yang mendorong adopsi Pi Network di Tiongkok adalah fokusnya pada aksesibilitas dan inklusivitas. Tidak seperti sistem perbankan tradisional, yang rumit dan eksklusif, Pi Network memungkinkan siapa pun yang memiliki ponsel cerdas untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital dan mendapatkan mata uang kripto melalui penambangan.
Selain itu, penekanan Pi Network pada keamanan dan desentralisasi telah diterima oleh konsumen dan bisnis Tiongkok, memberikan mereka alternatif yang tepercaya dan andal dibandingkan metode pembayaran tradisional.
Ketika Tiongkok terus merangkul Pi Network dan menjajaki peluang baru di bidang mata uang digital, lanskap keuangan global siap menghadapi transformasi yang signifikan.
Dengan Tiongkok yang memimpin dalam mengadopsi teknologi keuangan inovatif, negara-negara lain mungkin akan segera mengikuti jejaknya, sehingga semakin mempercepat adopsi mata uang kripto seperti Pi Network dari Pi.
Baca Juga : GCV Ambassadors Tulis Petisi Kepada Core Team Pi Network Tuntut Peluncuran Mainnet Terbuka Pi2Day (28 Juni)
Di tengah ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi, penggunaan mata uang kripto Pi Network oleh Tiongkok menandakan era baru inovasi dan peluang dalam ekonomi digital. Ketika Pi Network terus memperluas kehadiran dan pengaruhnya, dunia menantikan bagaimana teknologi inovatif ini akan membentuk masa depan keuangan.
Keputusan Tiongkok untuk beralih dari dolar AS dan menggunakan mata uang kripto Pi Network untuk transaksi sehari-hari bukanlah peristiwa yang terisolasi namun merupakan bagian dari tren yang lebih luas menuju diversifikasi dan de-dolarisasi.
Blok BRICS, yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, juga secara aktif menjajaki mata uang dan sistem keuangan alternatif sebagai bagian dari upayanya untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Baca Juga : Proyek ke-52 Binance Labs : Apa itu Omni Network ?
Ketika negara-negara BRICS terus berkolaborasi dan berinovasi di bidang mata uang digital dan teknologi keuangan, pengaruh mereka terhadap lanskap keuangan global akan semakin besar.
Peralihan dari dolar AS ke mata uang alternatif merupakan langkah signifikan menuju pencapaian kemandirian dan stabilitas ekonomi yang lebih baik bagi negara-negara BRICS dan sekitarnya.
Dengan Tiongkok yang memimpin dalam penggunaan mata uang kripto Pi Network dan negara-negara BRICS secara kolektif mengeksplorasi sistem keuangan alternatif, maka tahapannya telah siap untuk terjadinya perubahan transformatif dalam perekonomian global.
Ketika dunia menyaksikan perkembangan ini, peran BRICS dalam mendorong pergeseran dolar dan membentuk masa depan keuangan tidak bisa dilebih-lebihkan.***
Sumber :newsway