GELORAKAN.COM,-- Peningkatan eskalasi militer di Timur Tengah pasca serangan balasan Iran, menjadi sorotan banyak pihak, termasuk negara Indonesia.
Retno Lestari Priansari Marsudi Mentri Luar RI (foto : screenshoot) |
Dalam sebuah unggahan di platform X pada Minggu (14/4), Indonesia menyampaikan keprihatinan atas situasi keamanan Timur Tengah yang semakin memanas baru-baru ini.
Semua pihak yang terlibat dalam konflik diminta untuk menahan diri serta menurunkan potensi perluasan perang.
“Indonesia sangat prihatin atas eskalasi situasi keamanan di Timur Tengah dan menyerukan semua pihak untuk menahan diri,” tulis Kementerian Luar Negeri RI.
Baca Juga : Muhammad Assaewad : Sangat Prihatin atas Khotbah Pendeta Gilbert Dengan Menganekdotkan Syariat Islam
Tidak pernah lupa, Indonesia juga menyerukan agar akar penyebab ketegangan, yakni konflik di Palestina segera mendapat penanganan serius dari lembaga internasional.
“Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB segera bertindak untuk menurunkan ketegangan dan terus berupaya menciptakan perdamaian di Timur Tengah, termasuk menghentikan pendudukan ilegal Palestina dan berbagai pelanggaran hukum internasional oleh Israel,” tambahnya.
Menurut Indonesia, Two-State Solution akan menjadi jalan keluar dari masalah Palestina dan kunci terciptanya stabilitas keamanan kawasan.
Pada Sabtu malam (13/4), Iran menghujani Israel dengan 300 rudal dan drone sebagai pembalasan atas serangan rudal IDF ke konsulat Teheran di Damaskus, Suriah.
Baca Juga : Menteri Luar Negeri Iran : Negaranya Telah Peringatkan AS Mengenai Serangan Terhadap Israel Sebelumnya
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri menegaskan bahwa serangan itu sah dilakukan sesuai dengan pasal 51 Piagam PBB yang memberikan hak bagi suatu negara yang diserang membela diri.
Bagheri menekankan bahwa serangan balasan Iran sudah selesai, jika Israel berani melawan balik maka Teheran tidak segan melipatgandakan pembalasannya.
“Pada titik ini, Republik Islam Iran tidak memiliki niat untuk melanjutkan operasi pertahanan, tetapi jika perlu, tidak akan ragu untuk melindungi kepentingannya yang sah terhadap agresi baru,” ujarnya.***
Sumber : rmol