GELORAKAN.COM, -- Ketua Asosiasi Astronomi Uni Emirat Arab (UEA), Al-Jarwan mengungkapkan adanya fenomena Gerhana Matahari Total yang akan terjadi menjelang lebaran ternyata memiliki dampak terhadap penampakan bulan sabit Syawal.
Menurut Al Jarwan, Gerhana Matahari Total dapat menyulitkan dalam proses pengamatan bulan Sabit. Selain itu, fenomena ini juga dapat membuat bulan Sabit awal Syawal baru akan terlihat pada 9 April 2024 mendatang.
Melansir dari Gulf News seperti dikutip cnbc, Asosiasi Astronomi UEA mengungkapkan bahwa lebaran berpotensi jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024 karena bulan Sabit baru terlihat pada 9 April 2024.
Sebagai informasi, bulan Sabit adalah tanda bulan baru. Dalam hal ini, bulan baru menandakan akhir dari bulan Ramadan.
Baca Juga : Sandiaga Uno Optimistis PPP akan Masuk Ke Parlemen Lewat Gugatan ke Mahkamah Konstitusi
Selain terhadap pengamatan bulan Sabit, Gerhana Matahari Total juga akan berdampak terhadap aktivitas di Bumi lainnya, seperti lonjakan trafik internet dan sinyal ponsel.
Lonjakan trafik disebabkan adanya kemungkinan akan ada banyak orang yang mengakses Google Search. Pada fenomena sebelumnya, sejumlah orang mencari tahu informasi dampak melihat langsung Matahari saat gerhana terjadi.
Sementara itu, sinyal ponsel yang bermasalah disebabkan karena kemungkinan akan ada banyak aktivitas ponsel secara berlebihan saat itu.
Baca Juga : Joe Biden Ucapkan Selamat, Prabowo Nyatakan Komitmen Tingkatkan Hubungan Persahabatan dan Kerjasama
Gerhana Matahari Total nanti dapat terlihat di beberapa lokasi di dunia, yakni mulai dari Meksiko, Amerika Serikat (AS), Amerika Utara hingga Kanada.
Sementara itu, Xavier Jubier selaku pakar gerhana asal Perancis menjelaskan jalur Gerhana Matahari Total terbentang 162-200 kilometer. akni terjadi di Samudera Pasifik hingga menuju ke Atlantik.
Titik totalitas terpanjang fenomena tersebut pada Nazas, dekat Durango, Meksiko. Pada saat bayangan Bulan membesar, masyarakat dapat melihat Gerhana Matahari Total selama 4 menit 28 detik.***
Sumber : cnbc