Menu Atas

Israel bertekad menduduki Rafah meski ada 'kemungkinan perselisihan' dengan AS

Admin
| Maret 22, 2024 WIB Last Updated 2024-03-21T17:47:54Z
GELORAKAN.COM,-- Israel akan mengambil kendali atas Rafah bahkan jika hal itu menyebabkan keretakan dengan Amerika Serikat, kata seorang pejabat senior Israel pada hari Kamis, menggambarkan kota Gaza yang dipenuhi pengungsi sebagai benteng terakhir Hamas, yang menampung seperempat pejuang kelompok tersebut.

Gumpalan asap membubung setelah penembakan Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 20 Maret 2024 (foto:voa)

Prospek serangan tank dan pasukan di Rafah membuat Washington khawatir karena tidak ada rencana evakuasi bagi lebih dari satu juta warga Palestina yang mengungsi di sana sejak dievakuasi dari tempat lain di Jalur Gaza selama perang yang berlangsung selama 5 bulan terakhir.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk memastikan evakuasi warga sipil dan bantuan kemanusiaan, langkah-langkah yang akan dibahas oleh para pembantu utama Israel di Gedung Putih dalam beberapa hari mendatang, mengikuti perintah dari Presiden AS Joe Biden.

Baca Juga : Anies Baswedan ke MK, Surya Paloh Beda Sikap: Terima Hasil Pilpres Hasil Pemilu 2024

“Kami cukup yakin bahwa kami dapat melakukan ini secara efektif, tidak hanya secara militer tetapi juga secara kemanusiaan, tetapi mereka kurang yakin bahwa kami dapat melakukannya,” kata salah satu utusan khusus Israel, Menteri Strategi Ron Dermer dalam podcast berjudul “Hubungi Saya Kembali dengan Dan Senor”.

Dermer, mantan duta besar untuk Amerika Serikat, mengatakan Israel akan mendengarkan pendapat Amerika mengenai Rafah, namun kota di perbatasan Gaza dengan Mesir akan tetap direbut, terlepas dari apakah kedua sekutu mencapai kesepakatan atau tidak:

Baca Juga : Aplikasi SidraBank Membangun Platform DEFI Islam Terdesentralisasi Terbesar Di Dunia

“Hal itu akan terjadi bahkan jika Israel terpaksa berperang sendirian. Bahkan jika seluruh dunia meninggalkan Israel, termasuk Amerika Serikat, kami akan berjuang sampai meraih kemenangan.”

Saat pertempuran berkecamuk di Gaza utara, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Kairo untuk bernegosiasi dengan para pejabat Arab mengenai usulan gencatan senjata. 

Pihak Israel siap melakukan gencatan senjata tetapi mengesampingkan kemungkinan mengakhiri perang dengan Hamas yang berkuasa.

Dermer mengatakan membiarkan kelompok Islam yang didukung Iran sendirian akan menyebabkan serangan tanpa henti terhadap Israel dari seluruh kawasan: “Dan itulah sebabnya tekad untuk menghancurkan mereka begitu kuat, bahkan jika hal itu mengarah pada potensi perselisihan dengan Amerika Serikat.”

Baca Juga : KPU RI Telah Umumkan Hasil Rekapitulasi Pemilu 2024 : Prabowo 96 Juta, Anies 40 Juta, Ganjar 27 Juta

Meski mendukung tujuan perang Israel, pemerintahan Biden terguncang oleh melonjaknya jumlah korban tewas di kalangan warga sipil Palestina.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan itu menewaskan hampir 32.000 warga Palestina, namun tidak memberikan rincian mengenai jumlah warga sipil dan pejuang. 

Menurut statistik Israel, Hamas membunuh 1.200 orang di Israel pada 7 Oktober dan menculik 253 orang.

Israel mengatakan pihaknya membunuh, menangkap atau membubarkan cukup banyak pejuang Hamas untuk menghancurkan 18 dari 24 batalyon Hamas, sementara 252 tentara Israel tewas dalam operasi tersebut.

Baca Juga : Aplikasi AVIVE Menambang seperti Aplikasi Mining Satoshi Core dan berikan BTC Gratis

Hamas tidak merinci kerugian atau pengerahan pejuangnya dan menganggap data Israel sebagai hal yang berlebihan. 

Namun jumlah roket Palestina berkurang secara signifikan karena sebagian besar wilayah Gaza telah diduduki pasukan Israel. Pihak Israel juga menderita banyak kerugian militer.

Dermer mengatakan empat batalyon Hamas masih utuh di Rafah, diperkuat oleh pejuang yang mundur dari wilayah lain di Gaza, yang merupakan 25 persen kekuatan kelompok tersebut sebelum perang.

“Kami tidak akan meninggalkan seperempat dari mereka,” katanya. “Kami pergi ke Rafah karena harus… Dan menurut saya yang tidak dipahami orang-orang adalah tanggal 7 Oktober adalah waktu yang penting bagi Israel.”***

Sumber : voa

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Israel bertekad menduduki Rafah meski ada 'kemungkinan perselisihan' dengan AS
DomaiNesia

Trending Now