GELORAKAN.COM -- Dalam momentum Hari Jadi atau Jakarta Hajatan ke-495 pada 22 Juni 2022, Pemerintah DKI Jakarta mengenalkan tiga spirit sekaligus; Kolaborasi, Akselerasi dan Elevasi. Semangat ketiganya diharapkan menjiwai perayaan HUT DKI Jakarta tahun ini.
Selain ketiga semangat tersebut sepertinya perlu disertakan satu semangat lagi untuk Jakarta yaitu Transformasi. Semangat transformasi ini perlu hadir di Jakarta pada 2022 ini karena setidaknya ada empat momentum yang menjadi latar belakangnya yaitu ibukota akan segera pindah dari Jakarta, berakhirnya masa jabatan gubernur di Oktober 2022, penjabat gubernur berikutnya akan ditunjuk oleh pemerintah pusat dalam waktu yang relatif panjang 2022 hingga 2025, serta menghangatnya politik 2024. Empat latar belakang ini menjadi alasan mengapa Jakarta perlu mempersiapkan diri untuk bertransformasi.
Paling tidak ada lima transformasi yang perlu menjadi perhatian semua pemangku kepentingan di Jakarta :
Transformasi Status Administrasi.
Transformasi ini terjadi setelah ibukota secara resmi dipindah ke Nusantara di Kalimantan Timur. Transformasi ini akan dilegalkan dalam bentuk UU khusus tentang Jakarta. Apakah kekhususan yang sekarang ada akan dipertahankan atau akan ada perubahan? Apakah Jakarta akan disamakan statusnya dengan provinsi lainnya dengan otonomi daerah ada di tingkat kotamadya dan kabupaten? Atau kah tetap menjadi provinsi khusus atau istimewa dengan berbagai pengaturan berbeda? Status administrasi ini akan menjadi kepentingan strategis publik karena berkaitan dengan berbagai pengaturan kehidupan Jakarta dalam berekonomi dan berpolitik.
Transformasi Eksistensi.
Setelah status ibukota berpindah, apakah magnet Jakarta akan segera memudar didera berbagai problema akutnya seperti perlahan tenggelam, banjir langganan, macet tak terpecahkan, biaya hidup curam meninggi, serta polusi udara makin menyesakkan? Ataukah justru sebaliknya? Dengan berkurangnya beban setelah kepindahan ibukota, disertai dengan regulasi perundangan yang tepat dan kepemimpinan berikutnya yang hebat, Jakarta akan lebih bergelora bahkan secara global?
Transformasi Kepemimpinan Transisi.
Penjabat gubernur, pasca gubernur saat ini selesai menjabat, yang ditunjuk oleh pemerintah pusat pasti akan berbeda nilai legitimasi politiknya dibanding gubernur pilihan langsung rakyat hasil Pilkada. Apatah lagi pemerintahan transisi akan berlangsung dalam jangka waktu yang relatif panjang, hampir 2,5 tahun setara dengan setengah periode, sampai gubernur definitif hasil pilkada berikutnya dilantik.
Dinamika pengelolaan internal pemerintahan Jakarta ke depan, kordinasi dengan lembaga politik DPRD, komunikasi dengan para pimpinan daerah seperti pangdam, kapolda, dan figur penting lain, serta interaksi dengan para pemangku kepentingan besar menjadi semacam taruhan waktu. Transformasi kepemimpinan ini tentu saja akan berdampak pada stabilitas sosial dan politik Jakarta di masa transisi.
Transformasi Politik 2024.
Bagaimanapun Jakarta adalah episentrum politik nasional. Jabatan Gubernur Jakarta seringkali merupakan posisi, yang secara historis dan strategis, dipandang bergengsi dalam perlombaan politik menuju kepemimpinan nasional.
Panggung pencapresan seringkali dihiasi oleh aktor bertitel Gubernur atau mantan Gubernur Jakarta. Politik Jakarta seakan menjadi politik lokal dengan cita rasa nasional. Juga dengan terjadinya berbagai transformasi pada status administrasi, eksistensi ke depan, serta kepemimpinan transisi, temperatur politik Jakarta menjelang 2024 untuk mengambil posisi DPR wakil Jakarta, DPD daerah Jakarta, DPRD Jakarta, serta Gubernur Jakarta periode mendatang akan menjadi jauh lebih panas dibanding periode sebelumnya.
Transformasi Visi dan Narasi.
Jakarta, 5 tahun mendatang, di tahun 2027 akan berusia 500 tahun, setengah milenium. Bagaimana wajah Jakarta saat selebrasi bersejarah itu? Narasi apa yang akan diceritakan oleh generasi gelombang ketiga Jakarta saat itu? Semua tergantung pada bagaimana mentransformasikan visi Jakarta saat ini untuk Jakarta masa mendatang.
Akan kah Jakarta seperti New York yang menopang Amerika sebagai kekuatan dunia? Akan kah Jakarta seperti London yang menopang Eropa sebagai kekuatan dunia? Akan kah Jakarta seperti Moskow yang menopang Rusia sebagai kekuatan dunia? Akan kah Jakarta seperti Shanghai yang menopang China sebagai kekuatan dunia? Atau kah Jakarta akan memiliki kekhasannya sendiri untuk menopang Indonesia sebagai kekuatan ke-5 besar dunia.
Sumber : sagaramedia.com