Bahagia Adalah Tentang Rasa |
Oleh: Fahima Indrawati
Gelorakan.com, - Seorang ibu yang bahagia itu penting dlm keluarga. Sejauh mana pengaruhnya ibu bahagia bagi kondisi keluarga? Adakah korelasinya?
Jawabnya.... Sangat berkorelasi. Kita bayangkan keluarga tanpa sosok ibu? Sepi, hampa, ruh nya serasa hilang. Benar tidak...
Iya karena ibu adalah masdarul hayah di keluarganya. Sekaligus ibu juga madrasatul ula bagi generasi keturunannya.
Masalahnya, tidak semua ibu sanggup mendefinisikan makna bahagia. Bagaimana ia akan bahagia, jika secara definisi tentang ibu bahagia masih belum bisa dirasakannya.
Bahagia adalah tentang rasa. Tentang tanggung jawab dan kesadaran. Tentang memiliki pilihan, yang berkaitan dg apa yang dirasakan.
Bahagia lebih dari sekedar senang, gembira. Bahagia adalah pilihan sadar tentang penerimaan dan aktualisasi diri.
Anugrah Tuhan tentang kecerdasan otak manusia, akan mengawali bagaimana bahagia itu bisa didesain dalam konstruksi cara berpikir kita.
Mba Ferra Farial, SG, CHt sebagai nara sumber memberi gambaran ttg struktur otak kita.
1. Otak Reptil
Struktur yg mengatur tentang bagaimana cara bertahan hidup dalam menghadapi ancaman, misalnya. Hanya berkisar pada pemenuhan fisik dan daya tahan terhadap musuh. Cicak, buaya adalah hewan reptil sebagai contohnya.
2. Otak mamalia
Struktur yg mengatur tentang bagaimana menggunakan insting dan emosi, rasa. Simpanse, Paus, Gorila adalah contoh hewan mamalia, yg menyusui dan memiliki insting rasa sayang kepada anak yang disusuinya.
3. Neokorteks
Inilah struktur otak yang hanya dimiliki oleh manusia. Otak yg mengatur akal budi hingga kita menjadi makhluk terbaik, melebihi malaikat sekalipun. Karena kita makhluk berakal.
Akal berfungsi untuk melihat, menimbang, menyaring, memilih, menentukan pilihan, sikap, sehingga menjadi karakter.
Misal, saat kita disakiti.
Jika kita hanya menggunakan otak reptil dan mamalia, maka yang muncul adalah kita tidak terima dan akan membalas rasa sakit hati dengan balasan setimpal, bahkan lebih. Emosi kita akan puas dan senang. Tapi hati kita tidak akan bahagia.
Respon dan emosi apa yg kita tampilkan adalah hasil pikiran neokorteks, memilih dan menentukan, apa dengan cara membalas atau memaafkan.
Bahagia adalah disaat kita mampu membalas, namun kita memilih mengabaikan dan memaafkan, serta kembali fokus akan potensi kebaikan yang kita aktualisasikan.
Dalam Islam, ada istilah halim. Halim adalah setingkat di atas sabar. Halim adalah penyantun, pemaaf, memiliki kuasa untuk membalas tapi tidak digunakanya, memilih memaafkan dan lapang dada.
Dan lihatlah, jiwa seperti inilah jiwa yang bahagia.
#LaunchingPiPIGeloraDIY