Illustrasi, proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung yang masih terus berlangsun. |
NYARINK.COM - Kondisi salah satu keluarga korban terdampak mega proyek Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB), Ade Rohanah, warga Cihonje RT 04 RW 16 Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi, makin memprihatinkan.
Menurut Ketua Umum Ormas Commando Baros Ranger (Cobra), Deddy Supriadi, keluarga terdampak KCJB mengaku pasrah. Menunggu empati dari para pemanku kebijakan pemerintah setempat.
"Padahal, Kita sudah berupaya mencari dukungan. Salah satunya melalui para anggota dewan yang terhormat. Namun setelahnya, para Legislator tekesan mati suri, belum ada tindak lanjutnya lagi. Di tengah kegalauan masyarakat "Bagai pungguk merindukan Bulan", ungkap Deddy. Senin (26/7/21).
Mestinya, kata Deddy, sebagaimana fungsinya anggota DPRD harusnya mampu menjadi corong penguat suara hati masyarakat. Untuk itu, membela adalah tugas mereka yang telah diberi mandat saat Pemilu dulu.
"Kalian adalah wakil kami, jika kami perintah bersuara lantang bersuaralah untuk kami," ketusnya.
Ia menilai, mereka sebagai wakil rakyat tidak melakukan tupoksinya sebagai sosial kontrol. Lembaga yang dilindungi Undang-undang itu seakan terlena duduk di kursi empuk dengan gaji dan tunjangan yang besar, tapi terkesan mati suri.
"Asal tahu saja, kami hanya parlemen jalanan. Nurani kami terketuk untuk bisa membantu seorang tua renta agar terlepas dari himpitan hidup yang serba susah," cetusnya.
Ditempat terpisah, salah satu keluarga terdampak Pepen berharap kepada bapak-bapak pejabat yang terhormat bisa membantu keluarganya. Karena sudah dari satu tahun keluarganya tersiksa lantaran dampak Pembangunan Proyek Kereta Api Cepat.
"Penuh harapan kami kepada DPRD sebagaimana yang di sampaikan pada Audensi pertama, ini terdampak permanen dan harus ada penggantian dari pihak penyelenggara proyek," tukas Pepen.
Dikatakan Pepen, kalau keluhannya sudah kembali disampakan kepada Ketua Komisi 1 DPRD Kota Cimahi, dan sudah ditanggapi.
"Muhun nuju riweuh (iya ini lagi sibuk) dan PPKM, nanti kami sampaikan pada pihak terkait", Kami hanya ditanggapi seperti itu, jadi keluh kesah dan harapan kami kembali bertumpu kepad Ormas COBRA." Tutupnya. (ink21)