Rohim Ketua Panita Pagelaran ketangkasan domba, bersama salah satu calon domba yang akan bertanding |
NYARINK.com -- Kesenian tradisional domba tangkas di wilayah Kabupaten Sumedang, perlahan menggeliat. Salah satu hiburan khas masyarakat di tatar sunda ini tersaji di Pamidangan Rancabuana, Kecamatan Rancakalong, Minggu (6/6).
Pada laga bertajuk "Latihan Bersama" ini, sedikitnya 50 padepokan yang tergabung dalam Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI), antusias mengikuti gelaran tersebut.
Selain penghobi, masyarakat yang tinggal di sekitaran lokasi pun merasakan kegembiraan yang sama. Hingga roda perekonomian warga sekitar bisa terus bergerak.
Ketua Panita Pagelaran, Rohim mengatakan, berlangsungnya acara tersebut tidak terlepas dari kerjasama antara masyarakat sekitar serta peran aparat kewilayahan yang telah memberikan izin agar kegiatan ini dapat diselenggarakan.
Semua aturan yang telah ditempuh diantaranya, pengetatan protokol kesehatan covid-19, membatasi jumlah orang yang masuk ke area laga, serta melakukan penyemprotan disinfektan sehari sebelum gelaran.
"Kita sediakan 200 masker bagi pengunjung yang datang ke pamidangan. Tiap sudut dan pintu keluar masuk disediakan juga perlengkapan cuci tangan," kata Rohim.
Dia menjelaskan, gelaran latihan bersama ini tidak ada kelas maupun spesifikasi khusus bagi para pesertanya. Namun laga ini lebih ke tahap melatih domba sebelum mengikuti satu kontes yang lebih besar.
"Para peserta bisa melihat bagaimana penampilan domba tangkasnya saat berlaga di arena," ujarnya.
Meski sifatnya hanya latihan bersama, lanjut dia, dari kegiatan tersebut pihak panitia menyiapkan penghargaan untuk domba yang berhasil jadi pemenang melalui penilaian juri.
"Sesuai aturan DPD HPDKI Jabar, penilaian dilihat dari adeg-adeg, kesehatan, teknik bertanding, teknik pukulan dan keberanian domba itu sendiri," jelasnya.
Sementara itu, salah satu kontestan Latihan Bersama dari Padepokan Pasanggrahan 20, Haji Adeng, mengaku senang dengan terlaksananya acara tersebut.
"Sepanjang pandemi corona, banyak domba berkualitas namun hanya diam saja dikandang. Kasihan juga dombannya," ujar Adeng.
Pihaknya berharap, penyelenggaraan acara seperti ini bisa kembali rutin dilaksanakan.
"Sebab, disamping melestarikan kesenian tradisional, perputaran ekonomi dikalangan peternak dan masyarakat bisa terus berjalan," tuturnya. (Ink21)