Dua mahasiswa yang cerdik bisa mengelabui petugas jaga hingga keduanya bisa sampai kampung halaman |
NYARINK.com -- Keinginan para perantau agar bisa berada dikampung halaman saat hari raya semakin kuat. Setelah sudah dua tahun terakhir pemerintah melarang masyarakat untuk mudik di tengah masa pandemi COVID-19. Akhirnya, banyak masyarakat melakukan berbagai cara guna mengelabui petugas yang berjaga mengahalau para pemudik di wilayah perbatasan daerah.
Seperti yang dilakukan Jeane Lutfia (24) dan Rayhan (25). Mahasiswa asal Kabupaten Majalengka yang kuliah di Bandung ini dengan cerdiknya berhasil mudik tanpa diperiksa petugas.
Keduanya mengaku bisa mudik dengan cara naik turun angkutan kota (angkot) dari Bandung hingga akhirnya sampai di Kadipaten, Majalengka. Meski cukup merepotkan, namun upaya itu berhasil membuat Jeane dan Rayhan tiba di kampung halamannya.
"Iya ini mudik. Caranya biar sampai Majalengka kita naik angkot dari Bandung," kata Jeane saat diwawancarai ketika menunggu jemputan keluarga di wilayah Kadipaten.
Jeane menceritakan, dari Bandung Ia berangkat menggunakan angkot dari Terminal Cibiru menuju Jatinangor. Setibanya di Jatinangor Jeane dan Rayhan berpindah ke angkot lain tujuan Sumedang Kota.
"Dari Bandung naik angkot dari Cibiru sampai Jatinangor. Terus setelah itu kita lanjut naik angkot lagi dari Jatinangor ke arah Sumedang Kota, terus turun dan naik angkot lagi sampai ke Kadipaten ini," ungkap Jeane.
Selama perjalanan Jeane dan Rayhan memang sempat diperiksa oleh petugas di wilayah perbatasan. Namun berbekal surat hasil pemeriksaan COVID-19 dan tidak membawa barang bawaan, keduanya berhasil lolos dari pemeriksaan petugas.
"Emang sih ada penyekatan tapi kita bawa hasil rapid kan, terus juga kita ga bawa banyak barang, jadi kelihatannya bukan pemudik. Kalau keliatan pemudik kan pasti dicegat dan gak boleh mudik," ujarnya.
Biasanya Jeane selalu menggunakan kendaraan umum saat ingin mudik ke Majalengka. Namun karena adanya larangan mudik ini, Ia pun mencari cara untuk tetap bisa mudik.
"Kalau biasanya ga ada penyekatan saya naik Elf atau dijemput. Kalau pake Elf kan langsung, dari Bandung sampai di Kadipaten. Nah ini ada larangan jadi saya cari cara," jelas Jeane.
"Caranya saya pikir kalau naik angkot aman, jadi sebelumnya saya juga tanya ke temen di Sumedang kalau naik angkot ke Kadipaten angkot apa, jadi dikasih tahu dulu. Emang udah direncanain dari lama," pungkas Jeane. (dtk/Ink21).