Illustrasi (kaskus) |
JAWA TENGAH, NYARINK.COM -- Nasib Sopir dan PO bus antar Provinsi sepertinya bakal mengalami hal yang sama, dengan lebaran tahun lalu. Pasalnya, pemerintah berencana akan kembali mengeluarkan larangan mudik pada lebaran tahun ini. Alasannya, angka penyebaran kasus Covid-19 masih tinggi.
Jika begitu, sudah dipastikan para sopir dan bus atau kendaraan angkutan lainnya akan menganggur. Dampaknya, keluarga mereka bakal ikut merasakan.
Peristiwa itu dialami Tio (31) sopir bus Dewi Sri trayek Tegal-Jakarta. Dirinya harus bersiap menjadi pengangguran lagi, karena larangan mudik dari pemerintah.
“Idul Fitri kemarin saya sampai jadi tukang parkir di minimarket dekat rumah mertua. Perhiasan istri juga terpaksa dijual, gelang, kalung dan anting. Hp dan kulkas juga dijual buat kebutuhan Lebaran”, bebernya.
Tio menuturkan, momen mudik kesempatan bagi keluarganya mendapatkan pendapatan sedikit lebih. Terlebih, kebutuhan keluarganya hanya ditopang dari menjadi sopir bus.
“Kalau lagi musim mudik, sekali berangkat bisa dapet Rp600 ribu sampai Rp800 ribu. Lumayan, bisa buat Lebaran. Beli baju baru anak istri, zakat fitrah dan beli gula-teh,” ucapnya. (Ayo Semarang/Ink21).