JAWA BARAT, -- Sungai Citarum yang mengalir dari hulu hingga kehilir setiap detik masih menyapa kita semua, dibalik keprihatinan yang semakin besar tentang kelestarian sungai, Sampai hari ini sungai yang kini dikenal dengan nama Citarum masih tetap menebarkan kasih sayangnya memberikan kecukupan air bagi kebutuhan sehari hari masyarakat Jawa Barat dan sekitarnya. Dibalik fakta air sungai yang mengalami penurunan kualitas, sungai ini masih setia dengan cerita historis yang menginspirasi sebagai peran penting dalam membangun peradaban manusia.
Diyakini, saat Kerajaan Tarumanagara berkuasa (358-669 M), dibawah kekuasaan Raja Purnawarman tahun 419 M untuk memperdalam Sungai Citarum sebagai sungai terbesar diwilayah kerajaan Tarumanegara yang menjadi penunjang majunya masyarakat saat itu.
Menyusuri Sungai Citarum selalu menjadikan kita terhubung dengan masa lalu. Cerita tentang bagaimana sungai ini menyaksikan para manusia luhur yang menempatkan keberlanjutan sumber daya alamnya diatas segala galanya, selalu menggugah semangat kita membangun kembali keberlanjutan sungai ini. Jejak historis itu menjadi penuntun kita agar bersama sama memahami dan memberikan kontribusi bagi upaya untuk mengembalikan ekosistem sungai secara bertahap, membangun kesadaran kolektif tentang keberadaan sungai, membangun kesepahaman antar pemangku kepentingan yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, dan menjadikan Citarum ini sebagai pusat inspirasi tentang keluruhan bangsa.
Candi Jiwa TB
Mari kita bahu membahu mewujudkan ini semua. Kita bangun legacy terhadap sungai ini sehingga menjadi sejarah baru yang memperkaya perjalanan sejarah bagi generasi sekarang dan yang akan datang.
Keberadaannya sebagi pusat Kerajaan Tarumanagara terletak di tepi sungai. Meski, tak diketahui persis letaknya. Namun, berdasarkan temuan arkeologi, lokasi kerajaan berada di muara Citarum. dan menjadi pusat peradaban manusia, sebagai salah satu sumber air untuk memenuhi kebutuhan warga yang bermuara di muara gembong, sekarang sedang banyak dibenahi, maka berbagai upaya agar Sungai Citarum memberikan kontribusi kelestarian bagi Sungai Citarum. Sejarah menerangkan bahwa, sejak ratusan tahun keberadaan Sungai Citarum tidak dapat dilepaskan dari dinamika denyut nadi masyarakat Jawa Barat dan sekitarnya.
Penulis : Adhi Raksa Nagara (Kawargian Abah Alam)