KAB. BANDUNG, NYARINK.COM – Rumah Potong Hewan - Meat Business Center (RPH-MBC) Kecamatan Baleendah, biasanya jika dalam kondisi normal rata-rata bisa melakukan pemotongan sebanyak 22 hingga 25 ekor sapi per harinya.
Namun sejak awal tahun, RPH milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung tersebut mengaku mengalami penurunan hingga menjadi rata-rata19 ekor per hari.
Menurut Kepala UPTD RPH Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Cecep Hendrayadi, hal tersebut terpengaruh akibat naiknya harga daging sapi di pasaran.
“Kalau di RPH kegiatan motong masih berjalan seperti biasa. Memang ada pengurangan, sejak tanggal 1 Januari hingga sekarang itu hanya 19 ekor sapi per harinya. Hal ini karena dampak kondisi harga sapi meningkat tajam di tingkat global,” ungkap Cecep, saat di hubungi, Minggu (24/01/21).
Disebutkan Cecep, Harga jenis sapi Bx atau Australia saat ini, berat hidup berkisar antara Rp. 48.000 hingga Rp. 51.000 per kilo. Naik dari harga semula yang berkisar antara Rp.43,500 hingga Rp. 44.500 per kilo.
“Sementara harga karkas (tulang daging) saat ini berkisar antara Rp. 93.000 hingga Rp. 95.000 per kilonya. Adanya kenaikan ini, membuat sebagian bandar beralih ke sapi lokal atau Jawa,” terangnya.
Untuk harga sapi lokal saat ini, lanjutnya, berat hidup sekitar Rp. 45.500, harga karkas Rp. 91.000, dan harga daging has di pasaran berkisar antara Rp. 115.000 hingga Rp. 125.000 per kilo.
Meski harga naik, pihaknya hingga saat ini belum mendapat surat tembusan dari Asosiasi Pedagang Daging Seluruh Indonesia (APDASI) Kabupaten maupun Kota Bandung, terkait akan melakukan demo.
“Kondisinya hingga kini masih berjalan kondusif. Kalau harga sudah tidak terkendali, biasanya Disperindag akan meminta daging frozen ke Bulog, yang akan diluncurkan ke pasar (operasi pasar) untuk menstabilkan harga,” pungkasnya.
Editor : Ink21