Dilansir Limawaktu.id, para petani sekarang memilih menanam jeruk Lemon California karena dianggap lebih menguntungkan. Selain itu, tanaman ini juga memiliki durasi umur panen yang lebih panjang dibanding sayuran yang biasa mereka tanam.
"Hari ini kami baru memulai menanam jeruk, totalnya sekitar 2.800 pohon yang ditanam di atas lahan seluas 7 hektar," kata seorang petani, Dani, Kamis (2/12/2020).
Dani meyakini, prospek panen jeruk sangat menjanjikan karena dari satu pohon setidaknya dapat menghasilkan 10 kg, harganya pun terbilang stabil diatas Rp20 ribu/kg. Begitu pula dalam pemasarannya lebih gampang karena sudah ada yang siap menampung.
"Penampungnya sudah ada, selama satu tahun ke depan kami hanya tinggal perawatan. Setelah satu tahun ditanam, buahnya sudah bisa tinggal dipanen," bebernya.
Dia menuturkan, cara penanaman jeruk dilakukan melalui pola tanam tumpang sari dengan tanaman cabai, tomat dan sebagainya. Sistem tumpang sari sangat membantu meningkatkan tambahan penghasilan yang diperoleh, di samping penghasilan utama dari sayuran.
"Jadi petani enggak sampai membabat habis tanaman sayuran, tapi kita hanya menambahkan beberapa jenis tanaman lainnya atau dengan sistem tumpang sari seperti jeruk ini," ungkapnya.
Kepala Desa Cikidang, Heri berharap, tanaman jeruk bisa menghasilkan panen yang melimpah dan meningkatkan pendapatan petani. Diakuinya, dengan kesuburan tanah khas pegunungan, kawasan Lembang dinilai cocok untuk ditanami segala jenis tanaman misalnya jeruk.
"Selain dari sayuran, semoga dari tanaman jeruk ini bisa menambah penghasilan petani," ucapnya.
Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bandung Barat, M. Pakih mengaku, pihaknya berkomitmen siap membantu petani dalam membudidayakan tanaman jeruk.
"Pemkab akan mempertimbangkan membantu penyiapan lahan sekitar 150 hektar pada tahun depan, insyallah. Kita sama-sama berusaha dan berjuang memajukan perekonomian para petani," jelasnya. [Adm/Ink20]