Hal ini disampaikan Kapitra yang juga kader PDI Perjuangan, merespons kemarahan Bu Mega dalam acara peresmian kantor PDI Perjuangan secara daring, di Jakarta, Rabu (28/10).
“Kemarahan Ibu Mega itu sangat beralasan Demokrasi itu diciptakan untuk mensejahterakan rakyat bukan merugikan rakyat,” kata Kapitra.
Diketahui, aksi unjuk rasa menolak Undang-undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja yang digelar pada, Kamis (8/10) lalu berujung ricuh. Sejumlah hallte Transjakarta dirusak dan dibakar kelompok anarkis.
“Fasilitas umum dibangun pemerintah adalah sarana untuk mensejahterakan rakyat. Kalau itu dirusak justru menyusahkan rakyat. Itu bukan demokrasi tetapi anarki dalam tirani demokrasi,” tegas Kapitra.
Karena itu mantan pengacara Rizieq Shihab ini sependapat dengan Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri, kalau sudah bakar-bakaran itu bukan demokrasi.
“Saya setuju dengan Ibu Mega, seharusnya mereka cerdas memaknai demokrasi sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat,” tambahnya.
Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebelumnya meminta Presiden Jokowi agar tak memanjakan generasi milenial.
“Anak muda kita jangan dimanja, dibilang generasi kita adalah generasi milenial. Saya mau tanya hari ini apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi membuat kita sudah viral tanpa harus bertatap langsung?” kata Megawati dalam acara peresmian kantor PDIP secara daring, Jakarta, Rabu (28/10).
[Gid/Bd20/ink20]