NYARINK.com - Hubungan antara China dan ASEAN dapat dipandang sebagai hubungan yang saling menguntungkan dan berkontribusi secara positif menuju ke arah perdamaian, stabilitas dan perkembangan di kawasan.
Kendati demikian, harus dipahami bahwa tetap ada skeptisisme
yang muncul di lingkungan ASEAN yang ke depannya harus dipandang sebagai
tahapan untuk membangun hubungan yang lebih kuat dan lebih baik antara ASEAN
dan China.
Di sisi lain, tingkat skeptisisme lebih tinggi muncul di bidang
politik dan keamanan. Ada beberapa kekhawatiran bahwa sentralitas ASEAN dan
interaksinya dengan China akan berpengaruh terhadap kedaulatan negara-negara di
ASEAN.
Kekhawatiran semacam itu seharusnya dapat dipahami dan dianggap
sebagai langkah untuk membangun hubungan yang lebih mesra antara kedua
pihak.
Fokus ke Masalah Politik, Keamanan dan Ekonomi
Dalam survei pada diskusi bertajuk "ASEAN-China Survey 2020
Report: Assessing the Present and Envisioning the Future of ASEAN-China
Relations," laporan tersebut menemukan bahwa para responden menaruh lebih
banyak perhatian terhadap masalah politik, keamanan dan ekonomi jika
dibandingkan dengan isu sosial dan budaya.
Diskusi tersebut digelar oleh FPCI dan juga dihadiri oleh Duta
Besar China untuk ASEAN Deng Xijun, Deputi Sekjen ASEAN untuk isu
Politik-Keamanan Dr. Hoang Anh Tuan dan Founder FPCI Dino Patti Djalal.
Laporan tersebut menemukan bahwa ada keberagaman di antara
populasi ASEAN. Biasanya, pelajar memberi penilaian positif terhadap program
yang menguntungkan mereka secara langsung.
Sedangkan bagi kaum elit, penting untuk melihat bahwa pemangku
jabatan yang terlibat lebih optimis, sementara komunitas sipil menujukkan
skeptisisme yang berlebih.
"Hubungan antara China dan ASEAN harus selalu terjalin secara
efektif dan efisien," ujar Dubes Deng Xijun dalam diskusi virtual FPCI,
Jumat (23/10/2020).
[Bd20/ink20/L6]