CIMAHI - Stadion Sangkuriang sendiri merupakan stadion bersejarah bagi warga Kota Cimahi dan klub sepakbola setempat. Namun kedigdayaannya luntur seiring zaman hingga akhirnya sama sekali tak terurus dan dibiarkan rusak.
Suporter klub sepakbola PSKC Cimahi menuntut pemerintah merealisasikan janji merevitalisasi Stadion Sangkuriang yang sudah lama digaungkan. Beberapa hari lalu, Stadion Sangkuriang baru merayakan hari jadinya ke-46.
Urgensi revitalisasi Stadion Sangkuriang bukan saja soal sejarahnya tapi juga menjadi kebutuhan tim PSKC melakukan persiapan Liga 2 yang sebentar lagi bergulir. Selama tak memiliki kandang sendiri, PSKC terpaksa harus merogoh kocek cukup dalam untuk sewa stadion sebagai tempat berlatih dan bertanding.
Dikutip melalui laman detikcom, “Sangat disayangkan stadion bersejarah sekaligus aset sejarah tidak terurus bahkan fungsi utamanya sudah terbengkalai,” kata juru bicara suporter PSKC Glory Wijaya, Selasa (1/9/2020).
“Sarana buat sepakbola harus menumpang ke pusdik-pusdik di Cimahi, kalau kita ke bandung harus mengeluarkan dana cukup besar. Kita sayangkan kalau tiap laga harus mengeluarkan uang,” tambahnya.
Menurutnya Pemkot Cimahi terlalu mengawang-awang dengan membuat perencanaan revitalisasi dengan anggaran mencapai Rp 300 miliar.
“Wali Kota dalihnya dana terus, padahal revitalisasi bisa step by step. Kalau mau sekaligus Rp 300 miliar ya kapan jadinya. Minimal lapang bisa dipakai, tribun dirapikan sedikit jangan seperti sekarang, malah sering dipakai mesum dan mabuk-mabukan,” katanya.
Kepala Dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi Budi Raharja mengatakan Pemkot Cimahi tak menganggarkan untuk melakukan revitalisasi stadion tersebut.
“Untuk Stadion Sangkuriang tidak ada anggarannya. Kita sudah usahakan itu tapi saat disampaikan ke pemprov dari sisi ketersediaan program belum tersedia. Mudah-mudahan di tahun 2021 bisa diakomodir itu pun kalau tidak habis untuk COVID-19,” kata Budi.
Selain tak adanya anggaran revitalisasi, Disbudparpora Cimahi juga tak memiliki pos anggaran khusus untuk pemeliharaan stadion. Untuk melakukan pemeliharaan, pihaknya rutin melakukan ajakan ‘bebersih’ stadion secara sukarela.
“Di dinas enggak ada anggaran pemeliharaannya, kalaupun ada sangat terbatas paling buat bayar air dan pengecatan saja. Awal tahun kemarin kita sempat ajak warga untuk bersih-bersih tapi karena COVID-19 jadi tertunda,” ujarnya.