Jokowi merestui anaknya, Gibran Rakabuming Raka, bersaing pada Pilkada Solo 2020.
Selain itu, Jokowi juga mengizinkan menantunya, Bobby Nasution, maju Pilkada Medan 2020.
Namun, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah memiliki pandangan lain.
Menurut dia, dalam terminology negara demokrasi, dinasti politik tidak ada.
Sebab, semua dipilih melalui prosesi politik, bukan warisan kekuasaan secara turun-temurun.
Oleh karena itu, Fahri menyebut dukungan partainya kepada Gibran dan Bobby bukan upaya melanggengkan politik dinasti.
“Orang yang masuk prosesi politik belum tentu menang dan belum tentu juga kalah,” kata Fahri sebagaimana dilansir dari laman resmi Partai Gelora Indonesia, Senin (21/9).
Politikus kelahiran Sumbawa, NTB, itu menyebut politik dinasti hanya sebagai simbol.
Dia mencontohkan yang terjadi di Inggris. Menurut dia, pemerintahan yang dibentuk berdasarkan hasil pemilu adalah demokratis.
“Suara rakyat disahkan oleh raja. Dinasti Windsor yang berkuasa di Inggris dikerangkeng hanya sebagai simbol,” ucap Fahri.
Fahri menambahkan, Indonesia juga sudah mempunyai pengalaman dipimpin berdasarkan dinasti politik.
Mantan politikus PKS itu mencontohkan Kerajaam Mataram Kuno yang dipimpin Syailendra.
Ada juga Kerajaan Majapahit hingga Kerajaan Mataram baru yang dipimpin Panembahan Senopati (Danang Sutawijaya).
“Sekarang di Indonesia, satu-satunya dinasti politik yang tersisa, ya, Dinasti Hamengkubuwono di Yogyakarta sebagai kelanjutan Kerajaan Mataram Baru,” kata Fahri.
Menurut Fahri, kekuasaan Dinasti Hamengkubuwono disamakan dengan gubernur.
Dia menilai dinasti seharusnya dipertahankan sebagai kekuatan simbol semata.
“Tidak perlu diberi kekuasaan yang bertanggung jawab publik,” sambung Fahri.
Fahri tidak memungkiri bahwa dukungan Partai Gelora kepada Gibran dan Bobby menimbulkan pro dan kontra.
Apalagi selama ini Fahri kerap melancarkan kritikan pedas terhadap berbagai kebijakan Jokowi.
Fahri Hamzah pun mengaku berdebat dengan orang-orang yang mempersoalkan.
Dia bahkan sampai bertanya kepada orang-orang tersebut mengenai dinasti sebagai konsepsi politik.
Selain itu, Fahri juga bertanya mengenai oligarki sebagai konsepsi politik.
“Anda pasti nggak baca teori-teori terminologi dinasti politik,” kata Fahri Hamzah. [BD/ink20]