Jauh dari istri merupakan cobaan tersendiri dalam sebuah keluarga. Ini terjadi karena suami bertugas di tempat jauh, tapi tak kuasa memboyong keluarga. Yang ekonominya mapan, bisa disiasati dengan sistem PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad). Tapi yang gajinya pas-pasan paling-paling pulang 3 bulan sekali dalam rangka setor benggol dan bonggol.
Sanjay WN India yang bekerja di Sumedang mengalami hal serupa. Dia kembali ke India paling-paling 6 bulan sekali untuk ketemu keluarga. Di kampung halaman hanya seminggu, jelas belum puas. Maka ketika “nagih” terpaksa mencari “martabak” lokal made in Sumedang. Kebetulan di tempat kerjanya banyak perempuan yang dipekerjakan di bagian produksi.
Bos perusahaan India itu rupanya tertarik pada Komariah, ibu rumah tangga yang penampilannya cukup menarik. Maka Sanyay nafsu banget pada “martabak” Komariah yang rasa kacang dan coklat itu. Dalam berbagai kesempatan dia selalu merayu-rayu agar mau dikencani. “Nih, uangku banyak….” kata Sanjay sambil memamerkan uangnya di dalam dompet.
Komariah nggak bergeming, karena dia masih setia pada suami dan keluarganya. Jika tak ingat sekarang susah mencari kerja di musim Corona, ingin rasanya mau mundur saja karena takut sewaktu-waktu disergap Sanjay. Sekarang yang penting jaga diri, jangan sampai ada peluang lelaki India ini merayu-rayu dirinya.
Sanjay ini jika sudah nafsu banget, caranya merayu urakan. Masak di depan karyawati yang lain berani-berani meraba dan mencemol pantatnya, sambil bilang, “Ih, masih kenthel banget.” Memangnya adonan kopi tubruk, apa? Ya bukan, tapi Sanjay kepengin banget bisa nubruk Komariah.
Perihal kelakuan juragannya, Komariah sudah melaporkan pada suami. Maksudnya bila menjemput agar tepat waktu, jangan sampai istri menunggu-nunggu. Ini jadi peluang bagi Sanjay untuk berbuat kurang ajar. Sebetulnya suami sudah ingin saja melaporkan Sanjay ke polisi, tapi istri mencegah dengan alasan belum ada bukti.
Rupanya Sanjay semakin ndlodok (kurang ajar), dengan alasan tugas penting di luar pabrik, dia diajak pergi tapi ternyata malah dibawa ke rumah tinggal Sanjay. Diam-diam Komariah WA suami agar merapat ke suatu lokasi. Dari rumahnya di Cimanggung suami ngebut menuju Desa Cihanjuang.
Untung belum terlambat. Meski Komariah sudah dibawa ke kamar, tapi penjarahan “martabak” lokal itu belum terjadi saat suaminya datang. Tapi bukti ini sudah cukup menjadi bukti untuk menyeret Sanjay ke kantor polisi. Kalau film India, Komariah tak diajak ke kamar, tapi nyanyi-nyanyi sambil mengelilingi pohon. [sumber :notif/gunarso ts/poskota]