Jakarta
- Kemarahan rakyat atas makar orang yang tergabung dalam partai
politik yang ingin mengkerdilkan pancasila dengan membahas Rancangan
Undang-Undang (RUU) Haluan Idiologi Pancasila (HIP) berbuntut hukum.
Karena
kegeraman rakyat tidak bisa dibendung, rakyatpun turun ke jalan menggemakan
perjuangan, menolak RUU tersebut dengan jumlah masa ratusan ribu orang.
Tuntutan mereka satu, batalkan RUU HIP.
Pada saat
aksi dilakukan, terjadi insiden spontan pembakaran bendera partai PDIP, partai
yang dianggap sebagai otak dan dalang RUU HIP tersebut diundangkan.
Melihat
polemik di masyarakat sangat dinamis, penolakan masyarakat atas RUU HIP terus
bergulir, sementara kader PDIP juga menekan pihak kepoliasian agar segera
menyeret para pelaku pembakaran bendera partai tersebut.
Polisi
pada posisi yang serba salah dan dilema. Mengikuti kemauan PDIP agar para
pelaku segera diproses hukum akan meninggikan eskalasi perlawanan kaum muslimin
bersama ormas-ormas islam.
Tapi
apabila tidak mengikuti keinginan PDIP maka kader PDIP bisa melakukan hal-hal
yang juga tidak menguntungkan bagi pihak kepolisian.
Polisi
akhirnya berusaha berada di tengah-tengah dengan menjanjikan penanganan kasus
pembakaran bendera PDIP tersebut akan ditangani dengan transparan dan
sepropesional mungkin. Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono
menjanjikan hal itu.
"Semua
akan kita lakukan secara profesional dan transparan. Kita akan sampaikan semua
kepada masyarakat. Polisi akan lakukan penyelidikan dan penyidikan secara
profesional", kata Argo.
Argo
menyampaikan bahwa pihaknya menerima semua laporan termasuk yang dari luar
wilayah kejadian. Semua akan dikumpulkan menjadi satu di Jakarta. Kasus
tersebut akan ditangani polda metro jaya.
"Kita
tunggu sudah beberapa banyak yang melaporkan kepada kantor polisi, nanti kalau
di luar locus delikti akan tetap kita terima, kita kumpulkan jadi satu di
Jakarta. Kita sifatnya masih penyelidikan, ditangani oleh Polda Metro
Jaya," sambung Argo.
Dari kasus
tersebut sangat terlihat jika PDIP merasa bahwa mereka mampu berbuat apa saja,
merasa jumawa. Siapapun yang menentang PDIP akan berada di pesakitan.
Lebih dari
itu PDIP terlihat seperti ingin membalikkan keadaan dari tadinya mendapat
respon negatif dari masyarakat, kini seolah-oleh menjadi korban aksi rakyat
yang oknum pesertanya melakukan pembakaran bendera PDIP. [nyarink20]